Kebenaran dan Kebetulan dalam konteks Agama Islam

      Dalam segi arti benar dan betul hampir tidak ada bedanya. Namun, jika kita tambahkan awalan ke- dan akhiran -an pasti artinya berbeda lagi. Ke-benar-an memiliki arti persesuaian antara pengetahuan dan objek bisa juga diartikan suatu pendapat atau perbuatan seseorang yg sesuai dengan (atau tidak ditolak oleh) orang lain dan tidak merugikan diri sendiri. Sedangkan ke-betul-an memiliki arti segala sesuatu yang terjadi namun dengan cara tidak sengaja atau tidak disengaja. 


      Jadi kebenaran dan kebetulan memang tidaklah sama, dalam konteks agama islam juga membedakan kedua kata tersebut. Namun, berikut ini penjelasan mengenai kedua kata tersebut.

Kebenaran (Al-Haq)
      dalam konteks agama islam kebenaran terbagi menjadi dua, ada kebenaran sementara dan adapula kebenaran yang mutlak. jadi kebenraran itu memang terbagi lagi karena jika kita pikirkan memang benar sepeti itu, namun kita butuh sebuah penjelasan secara ilmiah maupun secara agama agar kita percaya akan pradigma-pradigma yang beredar.

a. Kebenaran Sementara
      seperti kita ketahui kata sementara ialah segala sesuatu yang bersifat tidak tetap, jadi maksud dari kebenaran sementara ialah kebenaran yang bersifat bisa diubah kembali. jadi kebenaran ini tidaklah abadi atau tidaklah mutlak. coba kita bayangkan atau kita pikirkan tentang teori evolusi manusia yang dikatakan oleh Charles Robert Darwin yang dalam bukunya The original of species by mean of natural selectiontahun 1859 yang mengatakan bahwa manusia berasal dari Simpanse (kera) tapi jika kita berpikir tentang teori ini berarti kita sudah kafir terhadap Alla SWT, karena agama mengajarkan bahwa kita adalah keturunan nabi adam. Namun jika kita tidak percaya, kita sudah pasti dianggap manusia yang bodoh karena hanya kita yang tidak percaya. tapi jika kita pikir kembali dengan logika jika manusia berasal dari kera lantas manusia berikutnya akan seperti apa? terus kera-kera yang sudah lahir apakah akan menjadi manusia? tentunya tidak, karna itu semua keluar dari ketetapan Allah SWT bahwa kita manusia sebagai mahluk yang sempurna. Jadi menurut agama tidak mungkin manusia akan berevolusi kembali karena memang manusialah mahluk yang sempurna.

b. Kebenaran Mutlak
      Kebenaran Mutlak ialah kebenaran yang berasal dari Allah SWT. Kebenaran ini bersifat tetap atau tidak bisa di ubah. Jadi kita sebagai manusia yang beragama tidak sepantasnya meragukan itu. seperti Firman Allah : 
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS Al-Baqarah ayat 147)


Jadi sudah pasti kita sebagai manusia beragama tidak boleh meragukan segala ketetapan dari Allah SWT. sebagai contoh kita yang beragama islam diharamkan untuk memakan babi atau anjing. bahkan hanya sekedar memegangnya kita sudah diharamkan. karena dalam penelitian secara ilmiah dalam tubuh anjing dan babi mengandung bakteri yang berbahaya bagi kesehatan manusia terutama dalam dagung babi yang mengandung cacing pita yang tidak bisa mati meski sudah di rebus. Allah SWT tidak semata-mata melarang manusia jika tidak ada dampak buruknya bagi manusia, Allah pasti melarang karena ada sebab yang pasti muncul ketika kita melanggar larangan Allah. contoh lain dari Kebenaran Mutlak ialah adanya Surga dan Neraka. Kita sebagai umat Islam sudah pasti meyakininya karena belum pernah ada yang pergi kesana. akan tetapi sudah banyak ceritanya dalam Kitab suci Al-Qur'an yang menjelaskan betapa indahnya Surga dan betapa mengerikannya Neraka. Untuk itu kita sebagai umat Islam harus meyakininya dan tidak usah meragukan itu.

      Manusia memang mahluk yang cerdas dibandingkan dengan mahluk-mahluk ciptaan Allah lainnya yang ada di bumi. Oleh sebab itu manusia adalah sumber dari segala sumber yang ada di bumi. maksudnya manusia dengan akalnya terus menerus mencari atau membuat segala sesuatu atau biasa disebut dengan penemuan. oleh karena itu manusia tanpa hentinya mengeluarkan pradigma-pradigma yang mungkin akan membuat Allah marah karena telah melanggar ketetapan Allah SWT. Seperti yang kita ketahui dewasa ini banyak terjadi bencana dimana-mana seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan lain-lain. semata-mata kita sebut itu bencana alam, tapi sebnarnya semua itu ada kaitannya dengan manusia yang egois dan mementingkan nafsunya tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi kedepannya. 


Sumber bacaan :

Comments

Popular Posts